KaosJawa Ajining Diri Saka Ing Lathi Premium Tshirt Full Cotton 30s - Hitam, L di Tokopedia ā Promo Pengguna Baru ā Cicilan 0% ā Kurir Instan.
WULANGAN4 NGUDI KAWRUH BECIK Kompetensi Dasar dan Indikator 3.5 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis teks berAksara Jawa sesuai kaidah. 3.5.1 Menandai tata tulis Aksara Jawa dalam wacana 3.5.2 Mengelompokkan tata tulis Aksara Jawa sesuai dengan fungsinya 4.5 Menyusun paragraf menggunakan Aksara Jawa sesuai kaidah 4.5.1 Menulis
Dalamfalsafahhidup orang jawa agar seseorang bisa dihargai ada pepatah Jawa yang mengatakan "Ajining Diri Soko Lathi, Ajining Rogo Soko Busono. Dalam terjemahan bebas versi admin, Ajining Diri Soko Lathi maksudnya adalah bahwa seseorang akan dihargai dari lidahnya. Bagaimana ia menggunakan lidahnya dalam berucap akan menentukan seperti apa
Jawa Renungan; Tips Trik; Kejawen Thursday, March 24, 2011 Ajining diri soko lathi ---> ini diartikan bahwa "setiap orang itu dihargai dan dihormati karena lidahnya" dalam artian bisa menjaga tutur kata dengan senantiasa berbicara benar, dapat dipercaya dan tidak berlebihan. Sungguh esensi yang terkandung sangat lah dalam. Tentu saja
Fontjawa hanacaraka dibawah ini bisa sobat pakai namun silahkan diperhatikan untuk masing-masing lisensinya ya. Ada font yang dibuat oleh sang kreator khusus untuk keperluan ranah personal use dan ada pula untuk ranah keperluan Comercial use., disini sudah ngehkan jadi admin tidak tanggung jawab ya jika ada untutan dari pemegang lisensi terkait
Ajiningdiri ana ing Lathiā, artinya āKamu tidak bisa lari dari kesalahan. Harga diri seseorang ada di lidah (ucapan)ā, diambil dari pepatah bahasa Jawa kuno āAjining diri soko lathi, ajining rogo soko busonoā, yang artinya āHarga diri seseorang dari lidahnya (ucapannya) dan harga diri badan dari pakaianā (Weird Genius, 2016).
10 Ajining diri soko lati, ajining sarira saka busono. 9. Opo sing kok pangan lan kebutuhane keluarga, luwih becik anggone adus kringetmu dewe, iku sing gawe slamete uripmu lan keluargamu. 10. Urip sing prosojo, aja padha mujo marang banda lan ndonya, yen wis turah-turah banda Iuwih becik kanggo sedekah karananing Allah.
CWvt1. Bagi masyarakat jawa banyak sekali kebiasaan yang diajarkan oleh nenek moyang. Kebiasaan tersebut berkembang menjadi tradisi. Tradisi berkembang menjadi identitas dan kebudayaan. Tradisi tersebut diperlakukan secara turun ā temurun dari generasi ke generasi. Ada yang masih bertahan hingga kini. Banyak pula yang sudah hilang digilas perkembangan jaman. Sebagai salah satu generasi penerus yang terlahir di lingkungan keluarga Jawa. Kami pun di didik dan diberikan pengetahuan budaya leluhur kami sedari kecil oleh orangtua. Dengan tujuan agar kami,ānguri-nguriā, atau ikut melestarikan budaya asal muasal kami. Diantara banyak sekali ajaran yang dicontohkan oleh orangtua, salah satunya adalah yang berkenaan dengan membangun kepribadian. Ya budaya jawa memang merambah segala aspek. Yang paling fundamental dan sarat makna diawali bagaimana mengenali diri kita sendiri. Salah satu ajaran tentang kepribadian mungkin tidak asing lagi dan masih dikenal hingga sekarang. Ajaran tersebut terkandung pada pepatah jawa,āAjining dhiri saka lathi, Ajining raga saka busana.ā Yang artinya harga diri manusia terletak pada mulutnya atau kata-katanya. Harga diri manusia juga tercermin dari penampilan atau pakaian yang dikenakannya. Ada banyak salah paham menangkap arti dari pepatah ini. Yang terkesan seolah mengajarkan kita untuk bersikap sombong dan hanya mengutamakan penampilan fisik. Tentu saja pengertiannya tidak sesempit itu. Bila ditelaah lebih jauh pepatah tersebut mengajarkan kejujuran. Tidak semua orang mampu berkata atau berbuat jujur. Tidak semua orang memiliki hati nurani yang murni untuk berjalan pada arah kebenaran. Hanya mereka yang memiliki kualitas diri yang luar biasa, takut pada Tuhan yang mampu melakukannya. Selain daripada kejujuran. Sebagai manusia yang dianugerahi banyak kelebihan. Juga kesempurnaan dibanding ciptaan Tuhan yang lain. Kita diharapkan mampu menjaga dan menghargai apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Cara menjaganya adalah dengan merawat sebaik mungkin apa yang melekat pada diri kita dengan hal-hal yang positif dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik hari demi hari. Jadi pengertiannya tidak terbatas bahwa kita harus mementingkan penampilan fisik atau luarnya saja. Pakaian dan aksesorisnya memang dianjurkan, untuk memberi nilai tambah yang baik. Namun bukan terletak pada kemewahannya. Tetapi utamanya pada bagaimana kita mampu menjaga kebersihan, kerapian dan keserasian diri kita. Intinya, kepribadian diri yang harus dijaga dan terus diperbaiki adalah yang berasal dari dalam. Yang meliputi pikiran, hati, dan potensi yang kita miliki. Lalu selanjutnya memperbaiki penampilan fisik semampu kita. Karena harga diri yang sebenarnya tercermin dari kualitas pikiran, kata-kata dan perbuatan. Sejauh mana kita memberi dampak positif juga manfaat yang positif untuk lingkungan sekitar kita. 30DWC Batch32 Day17 2orosquad Post navigation
Kalau dulu saya sudah pernah bahas tentang falsafah jawa yang berkata Bibit, Bebet dan Bobot, kali ini saya akan bahasa falsafah jawa yang juga mungkin sering kita dengar Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana, Agama Agemaning diri saka lathi, mengandung makna bahwa seseorang dapat dihargai itu berdasarkan ucapannya atau lidahnya. Contohnya adalah orang akan lebih dihargai di masyarakat ketika tidak bersikap sombong, atau dia dapat bertata krama dengan baik. Kalau Anda adalah orang yang berilmu, ya jangan sombong, sebaliknya cobalah menyebarkan ilmu Anda itu dengan bahasa yang santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Bisa juga diartikan bahwa dalam setiap kehidupan kita harus selalu menjaga setiap ucapan agar senantiasa berucap benar dan tidak berkata dusta. Dengan kata lain hal ini sama dengan INTEGRITAS, yaitu kesesuaian antara ucapan dan raga saka busana, mengandung makna bahwa berharganya seseorang itu dinilai dari penampilan atau busana yang ia pakai. Jangan karena alasan ingin bersikap sederhana meski kaya dan pintar, lalu Anda mengenakan baju lucek, bahkan pakai kaos oblong di acara-acara resmi. Berpenampilanlah sesuai tempatnya. Kalau di rumah, Anda bolehlah mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Tetapi kalau di acara resmi, misal rapat, kurang tepat jika mengenakan pakaian seperti itu. Juga selain baju, tubuh Anda harus diperhatikan. Muka kalau perlu di facial biar kinclong dan tambah cakep. Rambut yang ubanan juga di styling dan coloring biar kelihatan wibawanya. Kalau gemuk, ya diet biar kurus dan makin sehat, sehingga kelihatan sporty. Pakai deodorant dan parfum agar tidak agemaning diri, mengandung arti bahwa agama itu merupakan pakaian untuk diri kita. Maksud pakaian di sini adalah dimanapun kita, tingkah laku kita harus sesuai dengan aturan dan norma-norma agama yang kita anut. Kalau kita mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh agama, pasti hidup kita bakalan penjelasan falsafah jawa paribasan jawa ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana, agama agemaning diri. Semoga setelah membaca artikel ini, kehidupan Anda diubahkan š 1517 Total Views 1 Views Today Navigasi pos
siapin kopi dulu gan karena akan ada oot berkelanjutan Menurut wiki buku Pepatah merupakan jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua-tua. Pengertian pepatah adalah pribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang-orang tua. Spoiler for image Oke ane akan sedikit membahas ceileh bahasanya tentang pepatah jawa ajining diri soko rogo soko busono. Bagi ente semua yang 'kebetulan' lahir dijawa pasti sudah tak asing dengan pepatah berikut. Iya pepatah yang sarat akan makna tentang berperilaku didunia yang tak seberapa lama ini Pepatah ajining diri soko lathi berarti harga diri bisa diartikan sifat, kelakuan seseorang bisa dilihat dari cara bicaranya. Lathi Disini diartikan sebagai lidah. Seringkali seseorang mendapat masalah besar karena lidahnya, bisa dari cara bicaranya yang ngawur atau sembrono. Tapi tak jarang pula kita mendapat suatu kemudahan karena menjaga lidah kita. Jika ente sering bicara kasar atau kotor maka dengan sendirinya orang lain akan menganggap ente adalah orang yang cenderung negatif, karena ucapan gak jauh dari isi kepalanya. Sebaliknya jika lidah ente dijaga dengan berbicara yang positif & sopan tentu akan membuat citra ente positif juga bukan berarti pencitraan juga yak . Dalam Hal ini lidah/ucapan akan sangat berpengaruh terlebih lagi saat hidup bermasyarakat, sering kali cekcok antar tetangga terjadi karena lidah yang tak bisa dijaga. Fitnah sana-sini, mengumpat tak tentu arah atau menggosip. Kenapa bisa sampe segitu parahnya sih? Iya lah panjang terowongan bisa diukur, tapi kalau panjang tenggorokan siapa yang tau, terlebih bagi yang pandai bersilat lidah. Terus Apa ada sesama temen berantem gegara saling ejek yang padahal hanya candaan? Banyak gan, yang mulanya ketawa saling ejek tapi akhirnya saling pukul karena ngerasa tersinggung. Iya lidah bisa membawa masalah yang sangat besar apabila gak dijaga dengan baik. ajining diri soko lathi dalam perkembangan jawa, lidah akan sangat menjadi tolak ukur seseorang dalam menilai orang lain. Unggah ungguh atau sopan santun dalam berbicara agaknya adalah suatu hal wajib yang harus ditaati, baik tua maupun muda. Berpikirlah sebelum berucap, Kalau kaki ente kesandung mungkin sakitnya akan hilang satu atau dua hari, tapi kalau lidah ente yang "keseleo" mungkin akan lebih panjang dan fatal akibatnya. ajining rogo soko busono Secara kasar penampilan itu mewakili diri kita. Coba ente tengok maaf gelandangan atau pengemis dengan pakaian kumalnya, apa yang pertama kali ente pikirkan? atau lebih gampangnya, disekolah dikantor atau dimana aja kalo ente ngeliat orang dengan pakaian yang gak disetrika atau lusuh pasti hal pertama yang terlintas adalah malas "dih ngurus pakaian sendiri aja malas apalagi ngurus yang lain" nah itulah contoh hal pertama yang ada dipikiran orang saat melihat pakaian yang kurang rapi. Atau gini deh, pernahkah ente mendapat tatapan sinis atau bahkan tatapan napsu saat kita memakai pakaian yang kurang sopan?. Sejatinya pakaian yang kita kenakan turut mewakili diri kita sendiri, kalau kita berpakaian rapi, sopan dan wangi tentu akan menciptakan sebuah energi positif bagi kita dan sekitar pun sebaliknya jika apa yang kita kenakan gak rapi atau bahkan belum dicuci. Emang sih seseorang gak bisa dinilai cuma dari cara bicara & pakaian nya, tapi gak ada salahnya untuk tetap menjaga lidah dan kerapian kita kan?. Sebuah inner beauty akan terpancar dari apa yang kita ucapkan dan kita kenakan. Mulailah menghargai diri kita sendiri dimulai dengan menjaga lisan & kerapian kita. Tak perlu mewah untuk terlihat cantik dan gagah, hanya perlu rapi untuk menjadikan kita seseorang yang elegan dan Tak perlu pengawal untuk menjaga kita, selagi kita masih bisa menjaga lisan kita. ajining diri soko lathi Ajining rogo soko busonoQuotecuma opini sambil ngopi Maaf kalau ada salah kata dari tees Kalo berkenan boleh dong
Ajining Diri Soko Lathi, Ajining Rogo soko Busono Di postingan kali ini gue bakal menulis tentang salah satu pepatah Jawa yang sangat bagus untuk dipelajari. Bagi kalian yang orang Jawa pasti sudah tahu pepatah ini kan?? bagus lagi kalau kalian dapat memahami arti pepatah Jawa diatas. Bagi kalian yang belum paham dengan makna pepatah tersebut, gue bakal menjelaskannya. Pepatah ajining diri soko lathi terjemahannya adalah harga diri seseorang ditentukan oleh tutur katanya Lathi=lidah. Kebanyakan orang menilai orang lain lewat perkataan yang dikeluarkan dari mulutnya. Anggapan bahwa lidah lebih tajam daripada pedang bisa dibilang benar. Karena lidah dapat menyakiti seseorang lebih kejam daripada pedang. Kembali ke topik tutur kata, jika kita sering berkata kasar maka orang lain akan mengenal kita sebagai pribadi yang kasar. Jika tutur kata kita halus, baik, dan sopan maka orang lain akan menilai kita sebagai pribadi yang santun dan ramah. Pepatah ajining diri soko lathi mengajarkan kita untuk selalu menjaga setiap tutur kata kita. Jadi betapa besar dan pentingnya pengaruh ucapan kita terhadap kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dan pepatah ajining rogo soko busono memiliki arti penampilan seseorang ditentukan dari cara berpakaiannya. Penampilan dapat menunjukan karakter kita di mata orang lain. Jika kita melihat ada orang yang berpenampilan rapi maka kita beranggapan bahwa orang itu mencintai kebersihan dan kerapian, dan sebaliknya saat kita melihat ada orang yang berpakaian kusut dan berpenampilan kotor kita akan menilainya sebagai karakter yang kotor, malas, dan jorok. Pakaian juga dapat menunjukkan status sosial kita di masyarakat, dan bahkan secara tidak sadar pakaian di masyarakat dapat menimbulkan persepsi seseorang terhadap kita. Contoh seseorang berpakaian compang-camping = pengemis, seseorang berpakaian kemeja rapi, berdasi, dan berjas = orang kerja. Pepatah ini mengajarkan kita bahwa kita harus memperhatikan cara berpakaian kita di masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa pepatah ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono memberi pelajaran bagi kita untuk dapat menilai diri sendiri dn orang lain dengan memperhatikan setiap detail yang ada. Dan agar kita dapat diterima di masyarakat sebagai pribadi yang baik itu memang tidak mudah. Karena sering kali sesuatu yang kita anggap benar bisa saja salah di mata orang lain, dan yang orang lain anggap benar bisa saja kita beranggapan itu salah. Namun semua itu tergantung dari pribadi masing-masing. Kalian juga dapat memakai pepatah ini untuk pedoman kalian di masyarakat..... ^^ ^^
Pepatah Jawa kali ini masih seputar etika dan tata krama dalam pergaulan. Ajining dhiri dumunung ing lathi, ajining raga saka busana. Ajining dhiri dumunung ing lathi, artinya nilai pribadi terletak di bibir. Ajining raga saka busana, artinya nilai raga tercermin dari busana yang dikenakan. Baca Juga Nasihat Hidup Orang Jawa Aja Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa Iman Budhi Santosa dalam buku "Nasihat Hidup Orang Jawa" mengatakan, orang Jawa selalu berhati-hati dalam tutur kata. Sebab, apa yang kita katakan menjadi penilaian bagi siapapun yang mendengarkan. Jika kata-kata yang kita ucapkan baik, orang akan memberikan nilai yang baik. Sebaliknya, jika ucapan yang kita sampaikan adalah kata-kata kotor, orang cenderung menilai kita tidak baik. Baca Juga Nasihat Hidup Orang Jawa Aja Ngomong Waton, Nanging Ngomonga Nganggo Waton Apa yang kita bicarakan akan didengar, diamati dan dipercaya orang lain. Pepatah Jawa ini mengajarkan orang Jawa untuk tidak berkata kecuali hal-hal yang baik saja. Selain itu, penilaian seseorang juga bisa melalui busana yang dikenakan. Busana yang berarti pakaian bukan sekadar hiasan, tetapi juga bagaimana orang bisa menutupi auratnya. Terkini
ajining diri soko lathi aksara jawa